Imam Mahdi Wajib Diimani

Imam Mahdi Wajib Diimani

Keyakinan akan munculnya seorang imam kaum muslimin di akhir zaman yang dijuluki Al-Mahdi adalah suatu kebenaran yang wajib kita imani. Karena hal itu merupakan perkara ghaib yang telah disampaikan oleh nabi Muhammad SAW. Allah SWT telah berfirman, "Alif laam miim, itulah kitab yang tiada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang beriman terhadap perkara ghaib..." (Al-Baqarah: 1-3)

Hadits tentang Al-Mahdi
Dari Abu Sa' id Al-Khurdi bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Akan keluar Al-Mahdi di akhir umatku. Allah akan mencurahkan hujan yang penuh kebaikan padanya, bumi akan mengeluarkan tumbuhannya, harta diberikan secara adil dan merata, binatang ternak menjadi banyak dan umat ini menjadi besar. Dia akan hidup selama tujuh atau delapan tahun." (Riwayat Hakim dalam Mustadrak, dishahih-kan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).

(Baca Juga: Syafa' at dari Penghuni Syurga)
 
Dan hadits dari Rasulullah SAW yang mengabarkan tentang kedatangan Al-Mahdi sangat banyak, mencapai sekitar 50 hadits dengan derajat yang berkisar antara shahih, hasan dan dha' if munjabir (masih bisa terangkat menjadi hasan lighairihi), sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaukani. Para ulama ahli hadits zaman dulu maupun sekarang telah menyatakan ke-shahihan-nya,  diantaranya Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Abu Daud, Al-'Uqaili, Ibnul 'Arabi, Al-Qurtubi, Ath-Thibi, Ibnul Qayyim, Al-Hafidz Ibnu Hajar, Abu hasan Al-Abiri, Ali Al-Qari, As-suyuthi, Al-Mubarakfury, dan yang lain.
Syekh Abdul Aziz bin Baz berkata, "Al-Mahdi adalah perkara yang telah diketahui. Hadits-hadits tentangnya sangat banyak, bahkan mutawatir saling menguatkan. Dan yang benar, bahwa mayoritas ulama bahkan seperti sebuah kesepakatan meyakini shahih dan benarnya perkara Al-Mahdi, dia akan keluar di akhir zaman. Adapun ulama yang menyimpang dalam masalah ini, maka perkataannya tidak dianggap." (Perkataan ini termuat di dalam kitab Ar-Radd 'ala Man Kadzdzaba bil Ahaditsish Shaihah Al-Waridah fil Mahdi karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad halaman 157).

Siapakah Al-Mahdi..?
Dari hadits-hadits yang shahih, kita ketahui bahwa nama Al-Mahdi adalah Muhammad atau Ahmad bin Abdullah, keturunan nabi dari jalur Hasan putra Ali dan Fathimah binti Rasulullah SAW.
Beliau akan datang di akhir zaman sebagai iman kaum muslimin yang menegakkan keadilan dan kebenaran, mencegah kezhaliman dan kejahatan.
Dengannya Allah akan mengokohkan agama ini dan menyebarkan panji-panji kebaikan. Beliau berkuasa di muka bumi ini selama tujuh tahun. Dalam masa beliau Dajjal akan keluar dan Nabi Isa As. akan turun untuk membunuh Dajjal dan bermakmum di belakang Al-Mahdi.

(Baca Juga:Terpukau Ilmu dan Kedermawanan)

Wajib Mengimaninya
Syekh Hamud bin Abdullah at-Tuwaijiri R.A. berkata, "Seluruh berita yang benar-benar disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa hal itu akan terjadi wajib diimani. Dan itu merupakan perwujudan syahdat Muhammad Rasulullah, sedangkan mewujudkan syahadat merupakan pokok-pokok keimanan..." sampai berkata beliau, "Dan telah shahih dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau memberitakan munculnya Al-Mahdi di akhir zaman. Begitu pula keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa bin Maryam As. Maka wajib mengimaninya sebagai pembenaran terhadap firman Allah SWT, "Dan dia (Nabi Muhammad SAW) tidaklah berbicara dari hawa nafsu. Yang dia ucapkan tidak lain hanyalah wahyu yang disampaikan." An-Najm: 2-3).
Dan sebagai pengamalan firman Allah SWT, "Maka ambillah segala yang diberikan oleh Rasul untukmu." (Al-Hasyr: 7).
Dan ayat-ayat lain yang berisi perintah mengimani Rasul SAW. Dan iman kepadanya tidak akan sempurna kecuali dengan melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, membenarkan berita yang dia sampaikan dan berpegang dengan sunnahnya (jalannya). (Iqomatul Burhan fir Rad 'ala Man Ankara Khurujal Mahdi wad Dajjal wa Nuzulal Masih fii Akhiriz Zaman, karya Syekh Hamud at-Tuwaijiri).

(Baca juga: Selalu Meras Hijau dan Jangan Pernah Merasa Matang)

Yang menyimpang dalam hal ini
Kebenaran yang begitu terangnya dan ditopang oleh dalil-dalil yang shahih, masih ada saja yang menyelisihinya. Hal ini merupakan sunnatullah yang telah Allah tetapkan. Allah SWT berfirman, "Dan mereka senantiasa berselisih. Kecuali orang yang dirahmati oleh Rabbmmu." (Hud": 118-119).

Golongan pertama, adalah orang yang berlebihan dalam menetapkan Al-Mahdi. Mereka mengakui adanya Imam Mahdi namun melangkahi Al-Qur'an dan Sunnah dalam menetapkannya, yaitu dengan kebodohan, hawa nafsu, khurafat atau taklid semata terhadap tokoh-tokoh mereka tanpa dalil yang shahih. Diantara mereka adalah golongan Syi' ah Imamiyah, mereka meyakini bahwa Al-Mahdi adalah imam terakhir mereka (yang ke-12) yang bernama Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari dari keturunan Husain bin Ali bukan Hasan bin Ali. Menurut mereka, sekal lebih dari 1500 tahun lalu imam ini masuk ke dalam goa Samira ketika berumur 5 tahun, hadir di berbagai kota namun tidak terlihat oleh mata dan akan keluar di akhir zaman.
Termasuk kedalam golongan pertama ini, orang-orang yang mengklaim dirinya atau menunjuk orang lain sebagai Imam Mahdi.
Golongan kedua, adalah yang mengingkari akan munculnya Al-Mahdi. Mereka mengedepankan akal mereka dibanding dalil-dalil yang shahih dari Nabi Muhammad SAW. Padahal kewajiban seorang muslim adalah menerima sepenuhnya segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad SAW. Mereka memilik argumentasi yang tidak lebih  kuat dari sarang laba-laba.
Wallahul musta 'an.


Maraji:
  • Asyrathus Sa' ah, Syekh Yusuf bin Abdillah Al-Wabil
  • Al-Qiyamatush Shugra wa 'Alamatul Qiyamatil Kubra, Dr Umar Sulaiman Al-Asyqor
  • Iqomatul Burhan fir Rad 'ala Man Ankara Khurujal Mahdi wad Dajjal wa Nuzulal Masih fii Akhiriz Zaman, Syekh Hamud At-Tuwaijiri

(Baca juga: Hukum Mengabaikan Istri)



No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top