Saudaraku, coba lihat ayat Al-Qur' an surat Al Qaaf ayat 31-35. Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya, "Didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh dari mereka. Inilah yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali pada Allah lagi memelihara semua peraturan-peraturan-Nya. Orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, sedang Dia tidak tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertaubat. Masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki dan pada sisi Kami ada tambahannya". (QS. Qaaf: 31-35).
Syurga. Keindahannya, memang tak bisa terjangkau oleh pikiran kita. Itu yang pernah disabdakan Rasulullah SAW. Bahwa pemandangan syurga, tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengan oleh telinga, bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran manusia. Tapi, perhatikanlah saudaraku, kandungan dari ayat di atas. Betapa keindahan dan kenikmatan tak terlukiskan itulah yang bergerak mendekati orang-orang yang beriman.
Sayyid Qutbh menerangkan makna ayat ini dengan sentuhan yang sungguh dalam. Katanya, "Setiap kalimat dan gerakan (syurga) yang ada pada ayat itu mengandung penghormatan pada penghuni syurga. Mereka tidak dibebankan untuk susah payah mendatangi syurga. Malah sebaliknya, syurgalah yang mendatangi mereka dan berada tidak jauh dari mereka. Mereka mendapatkan nikmat keridhaan Allah terhadap mereka bersamaan dengan nikmatnya syurga".
(Baca juga : Menetralkan Jiwa yang sedang Silau)
(Baca juga : Menetralkan Jiwa yang sedang Silau)
Subhanallah. Maha Suci Allah....
Saudaraku, jika keindahan dan kenikmatan syurga tak pernah terjangkau dalam kapasitas kemanusiaan yang ada pada kita, apakah itu berarti, kepedihan dan kengerian siksa neraka tak terbayang oleh kemampuan indera kita? Jika kemurahan yang diberikan Allah SWT kepada kita di dalam syurga tak mampu kita gambarkan, apakah itu artinya kemurkaan Allah SWT atas dosa dan kesalahan kita, tak terperi lagi rasanya?
Banyak firman Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW yang menguraikan suasana keindahan syurga dan kepedihan neraka. Allah SWT menjelaskan adanya komunikasi antara penghuni syurga di tengah kenikmatan dan kemurahan Allah, kepada penghuni neraka di tengah kepedihan dan azab dari Allah SWT.
Kelak para penghuni neraka meminta-minta air kepada penghuni syurga. Mereka juga meminta apa saja dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada penghuni syurga agar dapat menghilangkan dahaga mereka yang memecahkan lidah dan tenggorokan mereka. Lidah-lidah yang dahulu digunakan untuk menghina dan merendahkan orang lain yang berada di jalan kebenaran. "Penghuni neraka menyeru kepada penghuni syurga, "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang dirizkikan Allah kepadamu". (QS. Al Araf: 50).
Renungkanlah, sebatas perenungan kita sebagai manusia. Betapa kepedihan, penderitaan dan kehinaan yang dirasakan para penghuni neraka. Saat menjelaskan firman Allah tersebut, Ibnu Abbas mengutipkan sabda Rasulullah SAW, "Sedekah yang paling utama adalah air. Tidakkah kamu mendengar tentang penghuni neraka yang meminta tolong pada penghuni syurga. Mereka berkata, "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau apa saja yang telah direzekikan Allah kepadamu". (HR Ibnu Mndzir, Ibnu Hatim dan Baihaqi).
Tapi, di syurga tak ada lagi kebencian, tak ada kemarahan. Dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah SAW menggambarkan bagiamana kemurahan para penghuni syurga, kepada penghuni neraka. Lihatlah kemurahan mereka dalam hadits Rasulullah SAW, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak seorang pun dari orang-orang yang beriman, pada hari Kiamat nanti akan berdiam diri melihat saudaranya seiman masuk ke dalam neraka. Mereka terus-menerus berseru memohon kepada Allah menuntut hak mereka agar dapat mengeluarkan saudara-saudaranya dari api neraka. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami mereka juga dahulu berpuasa bersama kami, mereka juga shalat dan berhaji". (HR Bukhari dan Muslim).
(Baca juga : 17 Dosa Besar)
(Baca juga : 17 Dosa Besar)
Saudaraku,
Begitulah sikap orang-orang mukmin penghuni syurga. Mereka tidak lupa terhadap saudaranya seiman. Bahkan, terhadap orang yang menentang ajakan kebaikan yang mereka lakukan di dunia. Mereka, hakikatnya, tidak membenci pelaku maksiat itu karena di hati mereka memang sudah tidak ada lagi ruang untuk membenci orang lain. Mereka hanya membenci perbuatan maksiat itu sendiri, yang dilakukan oleh orang-orang yang lemah imannya.
Mereka kaum beriman yang memberi syafa' at (pertolongan) kepada orang yang berbuat maksiat itu di hadapan Allah di hari kiamat. Merekalah orang-orang yang Allah berikan kepada derajat mulia serta kedudukan tinggi di syurga. Merekalah yang terus-menerus meminta pada Allah agar Dia mengampunkan dosa-dosa orang yang beriman agar dapat dimasukkan ke dalam syurga bersama-sama mereka. bahkan untuk dapat mengeluarkan mereka dari dalam neraka, para penghuni syurga itu menyebut-nyebut amal shalih yang dulu pernah dilakukan oleh orang-orang yang berbuat dosa yang kini terbakar di dalam neraka. Amal apa saja yang pernah dikerjakan mereka sebutkan agar mereka selamat dari siksa neraka. Begitu seterusnya.
Sungguh bersih dan indah hati para penghuni syurga. Sungguh beruntunglah orang-orang berdosa di neraka, yang mendapat syafa' at mereka.
(Baca juga : Terpukau Ilmu dan Kedermawanan)
(Baca juga : Terpukau Ilmu dan Kedermawanan)
Saudaraku,
Dalam hitungan kita, hampir bisa dipastikan kita tidak pantas merasakan kenikmatan syurga Allah SWT. Terlebih bila kenikmatan itu kita ukur dengan seberapa kebaikan yang telah kita lakukan. Disamping, seperti dijelaskan dalam sebuah hadits, yang memasukkan seseorang ke dalam syurga bukan amalnya, tetapi rahmat Allah semata. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan. Demikian arti firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 21.
Karenanya, sudah sepantasnya kita terus memohon kasih sayang Allah, mengharap rahmat-Nya, agar dosa-dosa kita diampunkan-Nya, agar kita dimasukkan ke dalam syurga-Nya. Permohonan yang tentu harus diiringi dengan amal kebajikan. Permohonan yang harus dikuatkan dengan tekad hati untuk tegar meniti jalan kebaikan.
Kini, tak ada lagi waktu untuk terperdaya. Bertanyalah pada diri sendiri. Layaknya kita nanti termasuk orang-orang yang didekati syurga? Jika masih saja kita melakukan dosa, bertanyalah, bila Allah memasukkan kita ke dalam neraka, apakah kita kelak termasuk orang-orang yang mendapat syafa' at dari penghuni syurga?
Mari kita perbaiki amal-amal ibadah kita, saudaraku. Carilah perlindungan yang paling kuat dari siksa neraka melalui taubat dari segala kelalaian dan kebodohan kita terhadap Allah SWT.
No comments:
Post a Comment